Bila direnungkan, zaman sekarang ini banyak yang hilang dari
kehidupan umat Islam. Umat Islam seperti digambarkan Al-Qur’an sebagai “khaira
ummah” yaitu sebaik-baiknya umat yang memerintahkan kepada yang makruf dan
mencegah dari yang munkar, sudah banyak tidak terbukti, jauh panggang dari api.
Banyak yg sudah hilang dalam tubuh umat Islam, mereka kehilangan pegangan dalam
banyak hal. Agama lebih banyak sebagai ilmu bukan sebagai nasehat dan
perenungan. Nilai-nilai kehidupan banyak yang sudah terbalik. Akhirat jarang
diperbincangakn dan diperhatikan, tapi urusan dunia dikejar habis-habisan.
Kenikmatan fisik, tubuh dan materi dipuja-puja, dijadikan kebutuhan pertama dan
utama. Di bawah ini adalah lima hal yang sudah hilang dari umat Islam sehingga
mereka kehilangan ruh agamanya yang justru seharusnya didapatkan dari
keberagamaanya.
————————
1.
Keteladanan
Dalam kehidupan umat Islam sekarang, adalah kenyataan bahwa keteladanan telah
“hilang” dan sulit ditemukan. Keteladanan Nabi saat ini hanya di mulut, hanya
bahan ceramah dan khutbah. Akhlak yang agung, pribadi yang mulia dan
keteladanan yang indah sulit ditemukan dari para pemimpin bahkan termasuk para
ulamanya. Mereka sudah dikotori oleh penyakit hubbud dunya (cinta dunia).
Pemimpin sudah mengabaikan agamanya sebagai pedoman dalam memutuskan persoalan,
para ulama bermain politik sehingga banyak dari mereka lebih membela
kepentingan kelompok dan organisasinya daripada kepentingan umat. Umat sering
kebingungan harus lari kemana, menghampiri siapa, mencontoh siapa ketika mereka
dilanda krisis dan masalah yang berat, kehilangan kepercayaan kepada pemimpin
ketika mereka resah dan frustasi oleh kondisi sosial politik dan ekonomi.
Pemimpin tidak tegas dan melindungi yang salah, yang benar disalahkan dan yang
salah dibenarkan, yang penting disepelekan dan yang sepele dibesar-besarkan.
Keadilan, keamanan, ketenangan dan kenyamanan hidup sudah susah ditemukan.
Orang berlomba-lomba untuk saling menyelematkan dirinya masing-masing, saling
sikut, saling terjang, saling serempet, saling tuduh, saling injak dan saling
tidak peduli dengan yang lain. Krisis keteladanan sudah melanda umat dari level
paling bawah sampai level paling atas sehingga umat Islam dilanda kebingungan,
kehilangan pegangan. Inilah salah satu ciri umat Islam sekarang.
2.
Pegangan
Yang hilang kedua dari kehidupan umat Islam sekarang adalah pegangan. Umat
Islam percaya kepada Allah SWT, mengaku beragama Islam, memiliki Al-Qur’an
sebagai petunjuk hidup, memiliki Nabi Muhammad SAW dan para ulama sebagai
pemimpin umat, tapi mereka seperti kehilangan pegangan. Dalam prakteknya,
kepada Allah SWT lebih banyak hanya sebagai pengakuan di mulut, kemusliman
hanya sebagai identitas diri, meyakini Nabi Muhammad SAW hanya kata-kata,
memiliki Al-Qur’an hanya formalitas dan kebanggaan semata, sementara akhlak dan
perilaku jauh dari tuntunan agama. Makanya, begitu dilanda masalah dan
persoalan, cobaan, ujian dan bencana, mereka kehilangan pegangan, bingung,
panik dan kelimpungan. Seolah tidak tahu harus berbuat apa. Lupa pada agama,
lupa bahwa kita mempunyai Allah yang maha melindungi. Lupa bagaimana menurut
agama bila ditimpa masalah dan cobaan. Agama hilang saat dilanda masalah. Yang
ada adalah kesal, marah, menggurutu, mengamuk dan seterusnya. Atau, sedih,
pilu, kehilangan harapan karena sudah tidak ada pegangan.
3.
Perbincangan
Yang juga sudah hilang dari kehidupan umat Islam saat ini adalah perbincangan.
Maksudnya perbincangan ilmu yang bermanfaat, perbincangan yang mengingatkan
kepada Allah SWT, tentang agama sebagai nasehat bukan hanya sebagai ilmu.
Perbincangan yang menambah keimanan dan meningkatkan kesadaran. Perbincangan
yang saling menegur kesalahan dan saling mendukung dalam kebenaran.
Perbincangan seperti ini, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, adalah ciri
orang yang beriman. Hidup manusia dalam keadaan merugi “kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling menasehati agar mentaati
kebenaran dan menjalani kesabaran.” (Al-Qur’an, Ashar: 3) Perbincangan seperti
ini sangat jarang sekali ditemukan dalam obrolan di kantor, di tempat kerja, di
kantin, di keluarga, dalam pergaulan dengan teman, di partai politik, di
organisasi dan sebagainya. Yang dibicarakan dimana-mana pasti soal pekerjaan,
jabatan, uang, hobi atau kesukaan, rumah, kendaraan, perempuan dan apa saja
yang sifat material, duniawi. Amat jarang terdengar perbincangan yang
meningkatkan kesadaran agama, bagaimana meningkatkan kualitas persahabatan,
apalagi perbincangan tentang persiapan menghadapi kematian dan akhirat yang
pasti datang kepada semua orang. Perbincangan tentang ini semua, umumnya
dirasakan tidak menarik dan tidak perlu. Ada sebagian orang ngobrol soal
kematian tapi tidak dengan penghayatan bahkan sambil tertawa-tawa. Ketika ada
yang tidak suka, biasanya ada ungkapan: “Mati itu tidak perlu diobrolkan. Nanti
juga datang dengan sendirinya. Toh, semua orang pasti akan mati.” Begitulah
umumnya kita. Padahal, perbincangan tentang hal-hal di atas justru itulah yang
bermanfaat karena ada kaitannya dengan peningkatan kesadaran diri.
4.
Perseteruan
Yang sudah hilang keempat dalam kehidupan umat Islam adalah perseteruan.
Maksudnya disini adalah persaingan fastabiqul khirâts yaitu perlombaan dalam
kebaikan, akhlak, prestasi dan kemuliaan. Persaingan yang terasa lebih hidup
dan lebih menonjol di kalangan umat Islam sekarang umumnya adalah persaingan
antar kelompok, antar golongan, antar organisasi, antar madzhab atau faham,
persaingan dalam kekuasaan politik, kedudukan dan jabatan. Persaingan dalam
kerakusan, menumpuk kekayaan dan persaingan dalam mengejar kepuasan hidup di
dunia. Itu-itu saja. Banyak sekali persaingan di kalangan umat yang justru
bukan yang dianjurkan oleh agama, bukan persaingan menuju keridhaan Allah SWT.
Kebanyakan persaingan adalah urusan dunia seperti jabatan, kedudukan, kekuasaan
politik, materi, harta dan sebagainya yang jelas-jelas akan ditinggalkan oleh
manusia. Tapi umumnya, justru itulah yang dikejar-kejar dan dipersaingkan.
Kehidupan akhirat sebagai masa depan kita, yang akan datang menjelang, yang
akan dialami oleh semua orang, yang akan dilalui oleh semua manusia,
ditinggalkan dan dilupakan. Ketika kehidupan akhirat diperbincangkan di kantor,
di tempat kerja, dalam obrolan, malah dianggap tidak menarik, aneh dan tidak
penting, malah diledek dan ditertawakan. Kehidupan ini sudah terbalik dan
manusia akan merasakan akibat dari pola kehidupannya yang sudah terbalik itu.
5.
Penyadaran
Terakhir, penyadaran. Kegiatan-kegiatan yang tujuannya menyadarkan orang ke
jalan Allah SWT, meningkatkan derajat kemuliaan, meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan, nasehat untuk tidak melakukan pelanggaran, untuk menghindari
perbuatan-perbuatan dosa, dan untuk segera bertaubat kepada Allah SWT jarang
kita lakukan. Memang banyak kegiatan pengajian dan ceramah, tapi banyak ceramah
tanpa ruh, tidak menyadarkan. Penyadaran jarang terdengar dalam obrolan, jarang
diperbincangkan, bila diobrolkan terdengar aneh dan tidak menarik. Kita
sekarang ini lebih tertarik untuk bekerja, bekerja dan bekerja karena jelas
menghasilkan uang, untuk memuaskan nafsu kebendaan kita. Tanpa sadar, kita
menganggap agama adalah urusan pribadi, tidak usah diobrolkan. Hati dan jiwa
ditinggalkan dan dibiarkan kering dan gersang. Sebaliknya, kebutuhan raga,
jasmani, fisik setiap hari dipuaskan dengan makanan enak, dengan benda-benda
mewah dan mahal. Jiwa yang kering dan hati yang gersang tidak mau diakui dan
tidak mau dirasakan sebagai akibat dari kurangnya memperhatikan urusan agama,
karena tidak tertariknya pada nasehat, karena jarangnya berhubungan dengan
Allah SWT secara serius, khusyu dan penuh penghayatan. Umumnya, bila kita
menyaksikan teman kita ngobrol tentang nasehat, penyadaran, kita tidak
tertarik. Bila tertarik pun tidak sungguh-sungguh, karena menganggap pekerjaan
sehari-hari lebih penting untuk mencari uang dan uang. Tanpa sadar, kepuasan
kita masih berada dalam derajat yang rendah yaitu kepuasan uang, benda dan
materi. Kita belum merasa betah berada dalam lingkungan nasehat, lingkungan
yang mengingatkan, obrolan yang menyadarkan, pembicaraan yang menyejukkan,
perbincangan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.[]
Wallahu a’lam!!
Sumber : http://moeflich.files.wordpress.com