“Mereka akan bertanya kepadamu Muhammad,
tentang Zulkarnain. Katakanlah, “Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya.
Sesungguhnya kami telah memberi kekuasaan kepadanya di bumi, dan kami telah
menberikan kepadanya jalan untuk mencapai segala sesuatu, maka ia pun menempuh
jalan tersebut.”
(QS. Al Kahfi [18]: 83-85)
Alkisah, dahulu kala ada suatu negeri bernama Gordia yang
tidak mempunyai pemimpin. Warga Gordia merasa mereka sangat dekat satu sama
lain sehingga mereka pikir mereka tidak memerlukan seseorangpun untuk memimpin
mereka. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu ketika warga Gordia semakin
makmur dan banyak berinteraksi dengan dunia luar, sering terjadi perselisihan
antar warga. Akhirnya, mereka sepakat untuk mencari pemimpin bijak yang mampu
memimpin mereka.
Dibuatlah satu sayembara: di gerbang kota Gordia terikat
satu kereta kuda. Barang siapa yang dapat menunjukkan kebijaksanaan dan
kemampuannya dengan cara apapun untuk membuka ikatan itu, melepaskan kereta
kuda, dan mengendarainya keliling ibu kota, akan diangkat menjadi pemimpin
mereka.
Hampir semua pemuda dan orang pandai Gordia – jumlahnya
banyak sekali – berusaha melepaskan ikatan tersebut. Namun, semua gagal. Ikatan
itu begitu besar dan benar-benar rumit sehingga siapapun yang mencoba bahkan
tak bisa menemukan ujung talinya agar ikatan tersebut dapat dibuka dan kereta
kudanya dapat dilepaskan.
Sampai pada suatu hari, ketika sayembara hampir usai, ada
seorang pemuda memasuki gerbang kota. Ia terkesan agak angkuh tapi berwibawa.
“Maksud kalian, hanya dengan membuka ikatan itu dengan cara
apapun, membebaskan keretanya, dan mengendarainya keliling kota, kalian akan
mengangkatku menjadi pemimpin kalian?”
Tanya pemuda itu. Warga Gordia membenarkannya. Lalu, pemuda itu langsung
mencabut pedangnya. Dengan sekali tebas dia memotong ikatan kereta kuda dan
mengendarainya keliling kota. Akhirnya dia diangkat sebagai pemimpin oleh warga
Gordia. Dialah Iskandar Agung atau Iskandar Zulkarnain.
Kisah di atas adalah cerita versi orang-orang Barat tentang
Iskandar Zulkarnain, seorang pemimpin besar yang namanya diabadikan dalam
kitab-kitab suci dan diagung-agungkan sebagai sosok pemimpin yang bijak dan
saleh. Iskandar Zulkarnain juga disebut oleh banyak ahli sejarah sebagai
pemimpin yang mampu menyatukan peradaban Timur (Persia) dan Barat (Romawi) kala
itu. Siapakah sebenarnya Iskandar Zulkarnain?, dan apa yang dapat kita petik dari
pamornya?
Sejarah Iskandar Zulkarnain
Dalam Alqur’an, kisah Iskandar Zulkarnain secara khusus
termaktub dalam surat Al Kahfi ayat 83 – 101. Menurut mufassir terkemuka Ibnu
Jarir Ath-Thabari dalam kitab tafsir Ath-Thabari nya, dikatakan bahwa
Iskandar Zulkarnain berasal dari Romawi. Ia anak tunggal dari seorang warga
yang paling miskin di antara penduduk kota. Namun, dalam pergaulan sehari-hari,
ia hidup dalam lingkungan kerajaan, bergaul dengan para perwira dan berkawan
dengan pemuda-pemuda dan wanita-wanita yang baik dan berbudi serta berakhlak
mulia. Tak mengherankan jika kemudian Iskandar Zulkarnain muda tumbuh menjadi
pemuda yang memiliki otak pintar, memiliki mimpi dan juga berbagai ilmu
pengetahuan seperti ilmu politik, ilmu teknik dan ilmu perang.
Dari semenjak dia masih kecil, hatinya selalu gundah melihat
perang yang selalu timbul antara Timur (kerajaan Persia) dan Barat (kerajaan
Romawi). Perang yang tidak henti-hentinya dari tahun ke tahun dan bahkan dari
abad ke abad itu telah menelan korban ribuan manusia dan menghancurkan banyak
harta benda. Dia memiliki visi dan mimpi yang sangat menggelora, bahwa suatu
saat dia akan menyatukan bangsa Barat dan Timur agar perang antara Timur dengan
Barat yang sudah berlangsung lama itu berakhir. Dia ingin mendirikan sebuah
kerajaan besar yang meliputi Timur dan Barat.
Imam Al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya yang populer, tafsir
Al-Qurthubi, lebih banyak menceritakan akhlak Iskandar Zulkarnain dengan
menyebutkan bahwa sejak masih kecil dan selama masa pertumbuhannya, Iskandar
memiliki akhlak yang sangat mulia. Dia selalu melakukan hal-hal yang baik
sehingga terangkat nama baiknya meski masih muda belia. Ia juga dikaruniai
kecerdasan dan jiwa kepemimpinan yang baik.
Setelah mencapai usia aqil baligh, keshalihan, kecerdasan
dan kepemimpinan Iskandar semakin tampak menonjol. Iskandar pun tumbuh menjadi
manusia dewasa yang semakin saleh, berakhlak dan berbudi tinggi. Atas segala
kesalehannya, Allah mengaruniakan kepadanya segala kelebihan yang dimiliki oleh
seorang pemimpin. Saat itu, cita-citanya memimpin negeri yang kuat telah
dicapai. Allah lalu memerintahkan untuk menyeru manusia kepada agama tauhid.
Mula-mula dengan tentaranya yang lengkap dan kuat, dia
menuju ke barat wilayah Maroko, tempat terbenamnya matahari (negeri Maghribi).
Dilihatnya matahari itu terbenam di mata air yang berlumpur (lautan Atlantik
saat ini). Di situ ia bertemu dengan bangsa yang senantiasa berbuat kerusakan
dan kejahatan. Bukan saja merusak bumi dan mengacaukannya, mereka juga suka membunuh
dan menghukum orang-orang yang tidak bersalah, sedangkan yang salah justru
dibiarkan.
Sebelum melakukan tindakan, terlebih dahulu Iskandar
menadahkan tangannya ke langit, memohon petunjuk kepada Allah, tindakan apa
sebaiknya yang harus dilakukan terhadap bangsa tersebut, apakah akan
digempurnya habis-habisan atau akan dibiarkan begitu saja? Allah lalu
memberinya dua pilihan: digempur habis-habisan sebagai balasan atas kekejaman
mereka, atau diajar dan didik agar mereka kembali kepada kebenaran dan menyembah
Allah serta meninggalkan segala kejahatan. Iskandar Zulkarnain memutuskan untuk menggempur mereka, namun warga yang
merupakan orang-orang yang baik akan dilindungi. Sebelumnya ia berkata kepada
bangsa tersebut, “siapa yang jahat akan kami siksa dan kami kembalikan kepada
Tuhan, agar Tuhan memberikan siksa yang lebih pedih lagi. Adapun orang-orang
yang saleh dan baik, akan kami lindungi, dan kepadanya kami hanya akan
memerintahkan kewajiban-kewajiban yang ringan.” Kemudian tentaranya bergerak
menghabisi setiap orang yang kejam dan melindungi setiap orang yang baik. Akhirnya
negeri itu dapat diamankan dan ditentramkan serta diatur sebaik-sebaiknya.
Mereka akhirnya hidup bahagia dan makmur.
Berpikir Kreatif ala Iskandar Zulkarnain
Ada banyak hal positif yang bisa kita ambil dari kisah
Iskandar Zulkarnain, baik dia sebagai individu yang mana dia adalah orang saleh
dan taat kepada Allah, maupun dia sebagai pemimpin yang luar biasa hebat. Salah
satu karakter kepemimpinan Iskandar yang paling menonjol adalah kreatifitas dia
dalam berpikir. Jika kita baca lagi kisah di atas, cara berpikir kreatif sudah
dimiliki dan dipupuk oleh Iskandar semenjak dia kecil. Bagaimana dia bergaul,
bagaimana dia bercita-cita dan bagaimana dia bermimpi. Di saat orang lain
menyerah dengan keadaan dan krisis yang terjadi, Iskandar tetap optimis dan yakin
bahwa semua pasti dapat diatasi. Di saat kebanyakan hanya menerima saja kondisi
saat itu, dan hanya hidup pada saat itu, pikiran Iskandar Zulkarnain telah
melompat jauh ke masa depan.
Kelebihan ini diperoleh oleh Iskandar Zulkarnain karena dia
tidak hanya melihat krisis yang terjadi saat itu hanya pada level yang tampak.
Dia secara cerdas dan intens melihat lebih dalam lagi dan bertanya mengapa
terjadi kerusakan dan penyelewengan, mengapa terjadi penindasan dan
pengingkaran terhadap tauhid, dan seterusnya. Lalu secara cerdas, sabar dan
tidak gegabah mencari cara-cara paling efektif untuk menuntaskannya tanpa
terjebak pada pusaran masalah itu.
Dalam dunia modern, cara berpikir seperti ini adalah salah
satu cara pemecahan masalah (problem solving) yang efektif. Secara
meyakinkan, Albert Einstein pernah mengatakan, masalah besar yang kita
hadapi tidak akan pernah terselesaikan pada level terjadinya masalah itu
sendiri. Kebanyakan orang, dan juga para pemimpin, ketika menghadapi suatu
masalah, selalu terfokus pada level yang mnelahirkan masalah itu. Cara
kreatif untuk memecahkan masalah adalah keluar dari kotak masalah, lalu buka
hati dan pikiran sehingga terbukalah banyak kemungkinan solusi. Itulah yang
dilakukan oleh Iskandar Zulkarnain, sehingga meski orang lain menyerah dan
melihat visi Iskandar Zulkarnain itu berat dan tak mungkin, dia tetap optimis
dan akhirnya dia mampu mencapainya.
(dari berbagai sumber)
1 komentar:
Good insfiratif banget. Smoga banyak yg baca dan terinspirasi. Go ahead
Posting Komentar